Sabtu, 27 Februari 2010

KEKUATAN PIKIRAN


    Ada tradisi unik yang dilakukan oleh sakte agama Budha di Tibet. Sebelum seseorang diwisuda menjadi biksu atau limpochi, ia harus diuji terlebih dahulu. Ujiannya terbilang aneh, yaitu mereka dikirim kepuncak pegunungan himalaya. Dalam waktu 24 jam mereka diminta untuk bermeditasi tanpa menggunakan busana plus tanpa makan minum. Padahal, suhu rata-rata dipegunungan himalaya mencapai minus 10 derajat celcius atau lebih.pada suhu serendah inu, tumbuh-tumbuhan pun sulit bertahan hidup, begitu juga manusia. Andaipun bisa bertahan, seperti yang dilakukan para pendaki professional, mereka harus menggunakan baju yang sangat tebal plus tabung oksigen.

       Mengapa ujiannya seberat itu?. Ketika ditelusuri, hal tersebut merupakan ujian keyakinan untuk para calon biksu. Jika selama ini keyakinan mereka hanya pada tataran filosofis. Tibalah, waktunya mereka pun harus diuji pada tataran praktis. Mereka diperintahkan untuk meyakini sesuatu hal yang dapat menyelamatkan mereka dalam kondisi ekstrem. Hal yang diperintahkan guru pembimbing ternyata sangat sederhana, ia hanya meminta agar para calon biksu ini membayangkan bahwa di tulang ekornya terdapat api yang menyala, sehingga para biksu pun merasa kehangatannya.

        Apa yang terjadi? Sekitar 50 persen dari mereka gagal, namun sebagian lagi berhasil. Yang mengejutkan, disekitar mereka duduk bersila terdapat semacam lubang yang berdiameter sekitar satu meter. Salju yang mereka duduku meleleh seperti terlena panas. Aneh bin ajaib, bukannya calon biksu itu yang menbeku, tapi malah saljunya yang meleleh. Api yang menyala di tulang ekor seolah bukan lagi imajinasi. Tetapi telah menjadi kenyataan.

      Apakah ini sihir? Pastinya bukan. Kuncinya terletak pada keimanan atau keyakinan. Semakin kuat keyakinan, semakin luar biasa pula efek yang bisa ditimbulkan. Terdapat banyak kejadian “supra natural” disekitar kita. Beberapa waktu lalu, di ITB dilakukan sebuah percobaan yang sedikit aneh. Sebuah bola lampu yang rapuh dijatuhkan ke keramik dari ketinggian tertentu. Apa yang terjadi? Yang hancur ternyata bukan bola lampu, melainkan keramiknya. Adapula percobaan lain, seseorang bisa mematahkan besi dengan kertas Koran. Padahal yang melakukannya bukanlah seseorang yang mempunyai kemampuan bela diri atau ahli sihir. Inti dari semua itu adalah ada pada apa yang kita yakini atau imani. Karena itulah yang akan menjadi kenyataan. Itu pulalah yang disebut dengan kekuatan fikiran.

         Melihat fenomena-fenomena tersebut, timbul sebuah pertanyaan yang mendasar,yaitu dari manakah datangnya kemampuan semacam itu. Semua yang ada dialam semesta ini-- termasuk manusia--memiliki kesamaan, sebab semua berasal dari sumber yang sama. Jika matahari bisa menghasilkan panas melalui reaksi fusi, secara prinsip, manusiapun bisa menghasilkan panas. Hal tersebut dikarenakan bahan baku panas sudah ada dalam diri manusia. Ingin menjadi matahari misalnya, itu pun bisa, karena unsure hydrogen dalam tubuh manusia sangat berlimpah. Percayalah, yang terjadi di matahari itu lebih sederhana karena matahari hanya melibatkan dua proton yang dipersatukan menjadi neutron. Kemudian neutron bertemu proton, lalu dipersatukan lagi hingga lepaslah electron menjadi cahaya.

         Artinya, keyakinan atau persepsi yang kuat, bisa membawa kita memasuki dimensi dimana karakteristik asli dimensi ini tidak berlaku. Bagaimana prosesnya? Hanya Allah Yang Maha Tahu. Namun setidaknya, penjelasan berikut bisa sedikit memperjelas.

        Sesungguhnya, alam semesta ini diatur dan dihubungkan oleh sebuah “mekanisme tunggal”. Salah satu bentuk pengaturannya dapat kita lihat dalam empat gaya dasar yang mengatur keseimbangan dan harmoni alam semesta, yaitu gaya grafitasi, gaya electromagnet, gaya nuklir lemak dan gaya nuklir kuat. Mekanisme tunggal ini dapat kita umpamakan sebagai “computer induk” yang mengatur setiap kejadian di alam semesta. Mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar, dan yang paling rumit hingga yang paling sederhana.

        Alam semesta merupakan sebuah system yang padu dan saling terhubung, sehingga sebuah kejadian kecil disuatu tempat, akan dapat memengaruhi wilayah yang lain. Serta bisa diketahui dari mana saja. Inilah yang dinamakan “mekanisme universal” atau “alam bawah sadar”. Stephen Hawking menamainya The Grand Formula atau rumus segala kejadian, sedangkan Al-quran menyebutnya sebagai Lahul Mahfuzh atau Kitabin Mubin (Kitab yang nyata) misalnya dalam QS AL-An’aam [6]:59.

      Nah, “computer induk” ini bisa diakses oleh otak karena otak manusia terhubung dengan computer induk. Otak manusia yang milyaran jumlahnya dapat kita analogikan sebagai computer klien. Kita dapat mengakses melalui alam bawah sadar tadi. Carl Gustav jung menyebutnya sebagai “ketidaksadaran kolektif”, atau “mekanisme otomatis” (servo mechanism) menurut Maxwell Maltz. Inilah mekanisme diluar kesadaran yang berlaku universal. Mekanisme ini tidak hanya memengaruhi seseorang saja, melainkan dapat memengaruhi orang lain disekitarnya. Bahkan, melibatkan berbagai mekanisme alamiah di sekitarnya.

     Ketika seseorang meyakini sesuatu, alam bawah sadarnya akan merekam keyakinan tersebut, walau terlihat “tak rasional”. Semakin kuat keyakinan, semakin kuat pula rekamannya. Selanjutnya, terjadilah mekanisme otomatis di bawah alam sadar yang mengoordinasikan semua variable di alam semesta untuk menuju pada keyakinan tersebut. Jika kita mempunyai keyakinan mantap, semua variabeln di alam semesta seakan digerakkan untuk mendukung keyakinan tersebut. Hal-hal rasional seakan tidak berlaku lagi, hokum alam seakan “berhenti” karena kita bermain dengan dimensi lain.

    Tidak hanya dimensi non fisik, dimensi fisik kita pun akan bereaksi. Otak akan memerintahkan semua variable yang ada didalam tubuh, khususnya para sel, untuk memfokos kan kerjanya demi mendukung keyakinan tersebut. Sel-sel akan melipatgandakan produksi energinya sehingga tubuh mengeluarkan energi lebih besar dari biasanya. Itulah sebabnya, para calon biksu tadi bisa tahan di udara yang teramat dingin. Api imajinasi yang ada dalam otaknya, seakan mewujud menjadi api realitas. Semua komponen semesta, termasuk yang ada dalam tubuhnya, bekerja sama mewujutkan keyakinan yang mendalam. Tidak berlebihan jika dikatakan, “kekuatan iman adalah kekuatan yang tertinggi”. Wallahu’alam.

Jumat, 26 Februari 2010

SABUK PELINDUNG BUMI



             Apa rasanya ketika kita sedang asyik menghubungi seseorang dengan menggunakan ponsel, tiba-tiba terjadi gangguan sinyal dongkol, itu pasti. Jika sedang berada di ruangan, menyangka, sinyal terhalang bangunan atau atau terhalang gunung atau kita berada pada tempat yang rendah atau terlalu tinggi, sehingga sinyal tidak bisa tertangkap oleh telfon seluler kita.

           Tapi tahukah anda bahwa gangguan sinyal tidak hanya disebabkan faktor lokal saja, namun juga faktor interferensi atau gangguan medan elektromaknetik matahari. Kita patut bersyukur kepada Allah swt. karena bumi dilindungi sebuah sabuk besar yang terdiri dari lapisan elekron dan proton yang tertangkap. Lapisan pelindung bumi ini disebut Sabuk Van Allen. Medan magnet ini muncul akibat basarnya kuantitas kepadatan inti bumi.

            Sabuk Van Allen berada di lapisan magnetosfer bumi untuk membedakannya dengan atmosfer. Partikel pada sabuk radiasi ini berputar sepanjang jalur magnetik bumi yang membentang di atas khatulistiwa.

          Mengapa Allah menciptakan Sabuk Van Allen? Salah satu fungsinya adalah mencegah radiasi gelombang elektromaknetik kosmis yang berlebihan. Efek radiasi yang terus dipancarkan matahari dan bintang-bintang lainnya ini, akan sangat berbahaya bagi mahluk hidup. Jika tidak ada Sabuk Van Allen, ledakan hebat dari energi solar flares yang sering terjadi pada matahari akan menghancurkan semua kehidupan dimuka bumi. Padahal , energi yang dipancarkan dalam salah satu ledakannya sebanding dengan 100 juta bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima. Sebagai informasi, 58 jam setelah ledakan bom atom di Hiroshima, jarum magnetic kompas menunjukkan gerakan yang luar biasa, yaitu 250 km di atas atmosfer bumi, suhupun meningkat mencapai angka 2500 derajat celcius, bahkan lebih.

          Demikianlah, Allah Swt. Menciptakan sabuk radiasi Van Allen sebagai tameng pelindung yang mencegah radiasi-radiasi berbahaya yang dapat menghancurkan bumi. Maka, nikmat dari Allah manakah yang kita dustakan?

Kamis, 25 Februari 2010

AIRPUN BERSUJUD


        Inilah masterpiece yang Allah Swt. Ciptakan untuk menambah indahnya hidup kita. Dapat kita bayangkan, jika di bumi yang kita tempati ini tidak ada sesuatu yang bernama air. Tidak ada lautan yang membentang indah, awan yang biru, sejuknya pagi hari, tetesan embun, dan daun-daun hijau. Yang ada hanyalah lubang-lubang raksasa yang menakutkan, langit yang hitam kelam, serta gurun-gurun pasir yang membentang. Manusia, binatangserta tumbuhan perlahan akan sirna. Satuhal yang pasti, tanpa air tidak akan ada kehidupan.
           
         Air adalah unsure dominant dalam kehidupan. Lihatlah diri kita sendiri. Ketika belum lahir ke dunia, selama sembilan bulan lebih kita berenang dalam air rahim ibu. Setelah lahir, tubuh kita terdiri atas milyaran sel hidup. Setiap sel mengandung banyak air dengan larutan bermacam-macam zat. Oleh karena itu, tidaklah aneh jika komposisi air dalam tubuh kita mencapai 70% lebih. Kadar air dalam otak mencapai 74.5 persen, darah 90 persen, jantung 79 persen, ginjal 82 persen dan paru-paru mendekati 80 persen. Jika kandungan air dalam setiap organ mampu kita pertahankan sesuai kebutuhan, kesehatan organ-organ tersebut akan terjaga. Sebaliknya jika menurun, dapat dipastikan fungsi-fungsi organpun akan menurun, akibatnya tubuh akan rentan terhadap penyakit, bakteri, virus dan lain-lain. Jadi bisa dibayangkan, betapa besar peran air dalm tubuh kita.

         Perkembangan ilmu pengetahuan modern makin meneguhkan pentingnya air. Air berperan melembabkan atmosfer udaranya sehingga layak dihirup oleh paru-paru. Proses metabolisme serta reaksi kimia dalam sel dapat berlangsung secara proporsional karena peranan air pula. Proses fotosintesis untuk menghasilkan gula dan oksigen diawali oleh peranan air. Bahkan cahaya matahari yang kita rasakan sehari-hari ternyata tak terlepas pula dari peranan unsure air. cahaya matahari yang menerpa bumi, sesungguhnya adalah paket foton yang terdiri atas sekumpulan electron yang terlontar dari sebuah proses eksitasi helium dari reaksi fusi atau plasma trivalensi hydrogen (hydrogen, deuterium, tritium) dan helium masih termasuk keluarga hydrogen, unsure utama sebuah molekul air. Jadi, matahari yang panas sebenarnya masih berkerabat dekat dengan air.

          Secara structural, air terdiri atas tiga molekul (ganjil), yaitu satu oksigen dan dua hydrogen. Ikatan hydrogen ini memiliki bentukan tiga dimensi menyerupai prosma dengan sudut angulasi sebesar 104,50. hebatnya setelah diukur, sudut ini sama dengan sudut yang kita bentuk ketika sujud ! yang lebih mencengangkan lagi, dalam sudut seperti itu, air bisa berikatan dengan siapa saja, bisa membawa dan melarutkan apa saja, serta mampu mengatur suhu apa saja. Faktor kimiawi dengan sudut seperti itu adalah sudut paling optimal.

           Artinya, jika sujut kita seperti sujut air, maka kita akan menjadi pribadi yang optimal kapanpun dan dimanapun. Kita akan mampu menebarkan manfaat bagi makhluk-makhluk Allah lainnya. Itulah sebaik-baiknya manusia. Subhanallah.

FAKTA SANG DESAINER AGUNG

Assalamualaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahim
, kuawali rangkaian tulisan ini dengan menyebut asma Allah SWT. Semoga kita semua diberi keberkahan atas segala kebaikan yang kita lakukan. Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam, hanya dengan izin-Nya, kita dapat melihat indahnya dunia. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang senantiasa bersyukur atas Ridha dan karunia-Nya. Amin.

Sebagai manusia, saya sering merenung dan bertanya pada diri saya sendiri, “apakah semua peristiwa di luar sana memang nyata adanya?” saya seringkali tercengang pada hasil-hasil penelitian yang dilakukan para ilmuan dari berbagai pelosok dunia, mereka menguak begitu banyak misteri kehidupan. Benang merah dari semua penelitian itu ialah adanya keteraturan di alam semesta ini, mulai dari atom sampai galaksi yang tak terkira ukurannya. Dari titik ini muncullah pertanyaan hati kecil saya, “apakah dibalik semua ini ada seorang Desainer Agung yang merencanakan serta mengendalikan prosesnya secara sistematis?”.

Jawabannya tentu saja “ada” Dialah Allah Azza Wa Jalla, sang Desainer Agung yang menciptakan system kehidupan dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Sesuai firman-Nya: sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih berganti malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang mengingat Allah sambil berdiriatau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka berfikir tantangpenciptaan langit dan bumi(seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakanini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka periharalah kami dari siksa neraka”. (QS Ali Imran [3]: 189-190).

Semoga Allah Swt. Memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang terampil menggunakan akal, yaitu orang-orang yang mampu membaca dan menafakkuri ayat-ayat Allah, hamparkan di dalam diri serta semesta sekitar, sehingga kita semakin tunduk dan patuh kepada-Nya. Amin. Selamat bergabung.